Selasa, 21 Mei 2019

Mengenang Jasa Pahlawan melalui Puisi

Salah satu cara menghargai jasa para pahlawan adalah dengan cara membuat puisi. Mereka berjuang melawan penjajah dengan hanya bermodalkan bambu runcing, mengorbankan jiwa dan raga untuk mengusir penjajah. Biasanya Puisi Perjuangan dibacakan di perayaan spesial, seperti hari kemerdekaan, hari pahlawan, hari kesaktian pancasila dan hari bersejarah lainnya. Puisi Perjuangan Saat ini sudah banyak penulis-penulis muda yang sudah tak enggan lagi mempublikasikan karyanya di depan khalayak.

Sebagai bentuk karya sastra, puisi memiliki ciri khusus terutama pada pilihan kata atau diksinya. Ketepatan pilihan kata sangat penting karena melalui kata yang tepat itu suasana dan perasaan penulis dapat terungkap dengan baik. Sebelum membaca puisi, kamu harus mengetahui dan memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan membaca puisi, seperti volume suara, artikulasi suara, intonasi suara, gerak tubuh, mimik muka, dan tatapan atau pandangan mata. Keenam hal tersebut sangat menentukan berhasil atau tidaknya kamu membaca puisi.

Ki Hajar Dewantoro
Karya Nur Laili Pangestika

Kau telurusi
Kehidupan bangsa Indonesia
Kau cari celah kekalahan Indonesia
Ternyata satu
Yang telah membuat Indonesia sengsara
Yaitu kebodohan

Waktu yang terputus
Dan berputar
Kau berantas kebodohan
Dengan berbekal
Sekarung ilmu, seperti keikhlasan

Keikhlasan yang selalu ada di hatimu
Semangat mengkobar didirimu
Kau ajari anak didikmu
Agar terbebas dari kebodohan
Terhindar dari kesengsaraan

Kau tak pernah meminta imbalan
Kau tak pernah mengeluh
Meskipun tulang dan badanmu mulai rapuh
Tak pernah
Dan tak pernah kau hiraukan
Karena hanya satu dan satu tujuanmu
Yaitu membuat Indonesia merdeka dan sejahtera

Kau bebaskan Indonesia
Dari tangan penjajah
Kau jadikan Indonesia
Menjadi merdeka

Terima kasih
Ki Hajar Dewantara
Kau pahlawan kami
Pahlawan pendidikan

Merdeka…
Merdeka…
Merdeka…
Teriak bangsa Indonesia…
Ki Hajar Dewantara


Yogyakarta, 2 Mei 1889 kau terlahir
Darah biru bukan belenggu
Tuk dekat dengan rakyatmu
Raden Mas berganti Ki Hajar
Tuk bebas dekat dengan rakyatmu

Perjuangan dan pengabdian isi hidupmu
Bangsa dan negara berhutang padamu
Kau berjuang demi bangsa ini
Walau harus menderita
Terusir jauh ke negeri seberang

Kau berontak melihat pribumi menderita
Derita bangsa yang terjajah
Kemiskinan, kebodohan, kesengsaraan
Kau dirikan Taman Siswa
Wahana belajar anak bangsa

Awal mula tindakan nyata
Meletakkan dasar pendidikan bangsa
Membuatmu dikenang sepanjang masa
Sebagai Bapak Pendidikan Nasional
Kembalikan jatidiri kepribadian bangsa

Kau lawan kebodohan dengan ilmu
Bukan dengan angkat senjata
Berbekal keihlasan dan ketulusan di hatimu
Semangat mengkobar dalam dadamu
Demi bangsa yang maju dan bersatu

Kau tak pernah minta dihargai
Kau tak pernah mengeluh
Hanya satu yang membara didada
Indonesia merdeka sejahtera
Bangsa bebas dari penjajah

Kau menginspirasi rakyat Indonesia
Menuju masa depan yang lebih baik.
Terima kasih Bapakku
Ki Hajar Dewantara
Kau pahlawan terbaik kami
Merdeka.....

Ternyata, puisi tersebut tidak hanya menggambarkan semangat kepahlawanan yang diperlihat Ki Hajar Dewantara, tetapi juga memiliki pesan bahwa Ki Hajar Dewantara berupaya memberantas kebodohan. Atas jasa-jasanya dalam merintis pendidikan umum, ia dinyatakan sebagai Bapak Pendidikan Nasional Indonesia dan hari kelahirannya dijadikan Hari Pendidikan Nasional (Surat Keputusan Presiden RI no. 305 tahun 1959, tanggal 28 November 1959).

Dengan semangat dan perjuangan KI HAJAR DEWANTARA dapat menjadi inspirasi kita dalam mencapai cita-cita, selain KI HAJAR DEWANTARA adalah pahlawan pendidikan Indonesia, dia juga rela berkorban demi pendidikan Indonesia.