Sabtu, 18 April 2020

Puisi dengan Rima

Puisi tanpa rima seperti bunga tapa warnanya
Puisi dengan rima adalah keindahan yang mengindahkan
kau adalah puisi dalam hidup bersama rima-Nya
                                   (mun untuk nay)

Salah satu ciri puisi adalah rima. Puisi yang bagus mengandung rima yang bagus. Sebenarnya apa yang dimaksud dengan rima. Berikut ini penjelasan singkat tentang rima beserta contoh dalam puisinya.


Penjelasan dan Contoh Puisi dengan Rima
Pengertian Rima
Rima adalah pengulangan bunyi yang berselang, baik di dalam larik sajak maupun pada akhir larik sajak yang bedekatan (Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa).

Berdasarkan pengertian dari KBBI di atas, inti rima adalah pengulangan bunyi. Pengulangan bunyi tersebut tidak sebatas akhir baris atau larik, bisa di awal, di tengah, bisa dalam satu baris. Penandan pengulangan bunyi dapat disebut sebagai rima jika pengulangan tersebut saling berdekatan. Kalau terlalu jauh misalnya di baris pertama sama dengan baris kesepuluh, maka pengulangannya tidak tampak.



Jenis-jenis Rima dalam Puisi
Rima Akhir adalah rima atau pengulangan bunyi yang ada pada akhhir larik sebuah sajak atau puisi. Jadi, yang sama atau yang berulang-ulang adalah bunyi akhir masing-masing barisnya.

Rima Berpeluk adalah rima akhir atau pengulangan bunyi akhir masing-masing larik atau baris yang jumlah barisnya genap. Jadi, bunyi akhir larik pertama sama dengan bunyi akhir larik ketiga. Bunyi akhir larik kedua, sama dengan bunyi akhir larik keempat. Contoh sederhana adalah bersajak a-b-a-b

Rima Dalam adalah pengulangan antara dua kata atau lebih yang ada dalam satu larik sajak. Istilah lainnya adalah repetisi.

Rima Ganda adalah pengulangan bunyi yang terdiri atas dua suku kata, tetapi suku kata yang pertama yang mendapat tekanan. Intinya ada pengulangan bunyi kata yang memiliki satu suku kata yang sama. Tidak keseluruhan kata.

Rima Tengah pengulangan bunyi antara suku kata pada posisi yang sama. Terdapat pada dua kata dalam satu larik sajak atau puisi.

CONTOH PUISI DENGAN RIMA

Puisi dengan Rima Akhir

Setiap bunga yang mekar
kusandingkan bersama jamuan dalam altar
bersama rasa yang terus berkobar
berurat berakar

Puisi di atas memiliki pengulangan bunyi di akhir lariknya. Masing larik diakhiri denga bunyi -ar. Larik atau baris pertama kata akar. Larik atau baris kedua puisi adalah kata altar. Kata berkobar di larik ketiga, dan berakar di larik terakhir. Masing-masing kata tersebut yang ada di akhir baris atau larik menunjukkan adanya rima akhir dalam puisi.

Puisi dengan Rima Berpeluk 

Biarkan padi menguning bening
mengandung segala semangat petani
yang selalu tak bergeming
diterpa badai terik sejak dini

Seperti penejelasan sebelumnya, rima berpeluk adalah bunyi akhir yang sama antara baris satu dan tiga, serta beris dua dan empat. Larik pertama dan larik ketiga puisi di atas memiliki bunyi akhir yang sama, yaitu bunyi -ing dari kata bening dan bunyi -ing pada kata geming.

Larik kedua yang diakhiri kata petani memiliki bunyi akhir yang sam dengan kata dini. Yaitu sama-sama berima akhir ni.

Puisi dengan Rima Dalam

Menghisap duka dalam muka
merakit semangat merakit cita merakit ke hulu
Mengunduh buah 

dalam potongan bait puisi di atas terdapat pengulangan bunyi kata yang sama dalam satu larik puisi yaitu kata merakit. merakit pada frasa merakit semangat dan merakit cita memiliki arti merangkai. Sementara yang merakit pada merakit ke hulu memiliki arti menaiki rakit (perahu).


Puisi dengan Rima Ganda

Mengemban semangat
memeras semangat mengisi pundi sagu
wajah dan langkah tak pernah ragu
sembari siul terus kumandangkan lagu

Rima yang terdapat pada contoh puisi di atas adalah rima ganda. Kata sagu, ragu, dan lagu. Ketiga kata tersebut memiliki kesamaan dalam suku kata terakhirnya. Hanya perbedaan satu huruf depannya saja.


Puisi dengan Rima Tengah

kobarkanlah hasratmu
bukan sekadar menimbun rongsokan
sebatas rangkai bangkai-bangkai lunglai
kau adalah pejuang lestari untuk bumi

Puisi di atas mengandung Rima Tengah. Rima tengahn terdapat pada larik ketiga. Dalam larik terseebut terdapat pengulangan bunyi pada suku kata yang sama, yaitu suku kata kedua masing-masing kata rang-kai, bang-kai, dan lung-lai. Pada posisi suku kata kedua, terdapat pengulangan bunyi -lai.

Rima-rima di atas dalam contoh masing-masing puisinya menambah keindahan sebuah puisi. Maka dari itu, setiap penyair perlu menambahkan rima dalam puisinya agar lebih berkesan bagi pembacanya.

Di samping itu, juga ada ciri-ciri puisi yang lain yaitu adanya majas, adanya citraan.

Mari berpuisi, mari lebih peduli, berusaha menjadi yang terpuji.

Salam !

Terima kasih telah membaca contoh-contoh puisi. Baik Puisi dengan Rima Akhir. Puisi dengan Rima Ganda. Puisi dengan Rima berpeluk. Puisi dengan rima dalam. Puisi dengan rima tengah.