Minggu, 19 April 2020

Daftar Istilah Dalam Pembelajaran Bahasa Di SMA

Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk jenjang Pendidikan Menengah Atas disajikan dengan berbasis teks, baik lisan maupun tulis, dengan menempatkan Bahasa Indonesia sebagai wahana untuk mengekspresikan perasaan dan pemikiran. Kurikulum 2013 menekankan pentingnya keseimbangan kompetensisikap, pengetahuan, dan keterampilan, kemampuan berbahasa yang dituntut tersebut dibentuk melalui pembelajaran berkelanjutan.

Glosarium adalah suatu daftar alfabetis istilah dalam suatu ranah pengetahuan tertentu yang dilengkapi dengan definisi untuk istilah-istilah tersebut. Glosarium berbeda dengan kamus, tetapi ada persamaan sedikit. Perbedaannya adalah glosarium merupakan terjemahan/pengertian kecil yang hanya memuat kata-kata yang terkandung di dalam buku/wacana tersebut. 

Sedangkan kamus merupakan terjemahan/pengertian semua kata-kata terlengkap dalam sebuah bahasa, biasanya dilengkapi dengan cara pembacaannya dan jenis kata (mis. : v, ks, k, kki, dsb.) dan disertai dengan contoh penggunaan kata tersebut dalam kalimat. Persamaan antara Glosarium dengan Kamus adalah sama-sama mengartikan kata dari sebuah bahasa.
 Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk jenjang Pendidikan Menengah Atas disajikan dengan ber Daftar Istilah Dalam Pembelajaran Bahasa Di SMA
Banyak sekali istilah-istilah yang perlu Anda pahami ketika mempelajari Bahasa Indonesia terutama untuk tingkatan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA). Berikut ini disajikan beberapa istilah yang dapat membantu Anda belajar Bahasa Indonesia.
NoIstilahPenjelasan
1.anekdotJenis teks yang berisi peristiwa-peristiwa lucu, konyol, atau menjengkelkan sebagai akibat dari krisis yang ditanggapi dengan reaksi. Anekdot mempunyai struktur teks: abstraksi^ orientasi^ krisis^ reaksi^ koda. Tanda “^” berarti “diikuti oleh”.
2.argumentasialasan yang digunakan untuk mempertahankan pendapat
3.definisibatasan, pengertian. Contoh: mamalia adalah hewan yang menyusui.
4.deskripsijenis teks yang berisi gambaran keadaan (sifat, bentuk, ukuran, warna, dan sebagainya) sesuatu (manusia atau benda) secara individual dan unik. Teks ini mengutamakan hubungan antara keseluruhan dan bagian-bagiannya. Struktur teksnya adalah pernyataan tentang hal yang dideskripsikan^bagian yang dideskripsikan.
5.diskusijenis teks yang berisi tinjauan terhadap sebuah isu dari dua sudut pandang yang berbeda, yaitu sisi yang mendukung dan menentang isu tersebut. Teks diskusi sering disebut teks argumentasi dua sisi. Struktur teksnya adalah isu^ argumentasi yang mendukung^ argumentasi yang menentang^kesimpulan/ rekomendasi.
6.editorialjenis teks pada koran atau majalah yang merupakan ungkapan wawasan atau gagasan terhadap sesuatu yang mewakili koran atau majalah tersebut. Editorial juga disebut tajuk rencana.
7.eksemplumjenis teks rekaan yang berisi insiden yang menurut partisipannya tidak perlu terjadi. Secara pribadi, partisipan menginginkan insiden itu dapat diatasi, tetapi ia tidak dapat berbuat apa-apa. Struktur teksnya adalah abstrak^orientasi^insiden^interpretasi^koda.
8.eksplanasijenis teks yang berisi penjelasan hubungan logis dari beberapa peristiwa. Pada teks eksplanasi, sebuah peristiwa timbul karena ada peristiwa lain sebelumnya dan peristiwa tersebut mengakibatkan peristiwa yang lain lagi sesudahnya. Struktur teksnya adalah pernyataan umum^urutan alasan logis.
9.eksposisiJenis teks yang berfungsi untuk mengungkapkan gagasan atau mengusulkan sesuatu berdasarkan argumentasi yang kuat. Teks ini berbeda dengan teks diskusi yang berisi dua sisi argumentasi; teks eksposisi hanya berisi satu sisi argumentasi: sisi yang mendukung atau sisi yang menolak. Struktur teksnya adalah pernyataan pendapat (tesis)^argumentasi^penegasan ulang pendapat. => diskusi.
10.genreSecara sempit, jenis teks atau wacana; secara luas, konteks budaya yang melatarbelakangi lahirnya teks. => teks. pada konteks budaya yang lebih luas, genre adalah proses sosial yang berorientasi pada tujuan yang dicapai secara bertahap. Dikatakan sosial karena manusia berkomunikasi dengan menggunakan genre atau teks; dikatakan berorientasi pada tujuan karena orang menggunakan genre atau teks untuk mencapai tujuan komunikasi; dan dikatakan bertahap karena untuk mencapai tujuan tersebut, biasanya dibutuhkan beberapa tahap melalui pembabakan dalam struktur teks. => struktur teks
11.kalimatgugusan kata dalam satuan ortografis yang diawali oleh huruf besar dan diakhiri oleh tanda titik (.). Dalam LSF, kalimat tidak dibedakan dengan klausa dalam hal bahwa kalimat dan klausa mempunyai kedudukan yang sama dalam tata bahasa, yaitu keduanya mengandung setidak-tidaknya subjek dan predikator. => klausa.
Menurut kompleksitasnya, kalimat dibedakan menjadi kalimat simpleks dan kalimat kompleks.
12.kalimat simplekskalimat yang hanya terdiri atas satu verba utama yang menggambarkan aksi, peristiwa, atau keadaan. Kalimat simpleks (yang sesungguhnya sama dengan kalimat tunggal) hanya mengandung satu struktur: subjek^ predikator^ (pelengkap)^ (keterangan). Unsur yang diletakkan di dalam kurung belum tentu ada dalam kalimat.
13.kalimat komplekskalimat yang terdiri atas lebih dari satu aksi, peristiwa, atau keadaan sehingga mempunyai lebih dari satu verba utama dalam lebih dari satu struktur. Struktur yang satu dan struktur yang lain biasanya dihubungkan oleh konjungsi, tetapi sering pula hubungan itu hanya ditunjukkan oleh tanda koma atau titik koma, bahkan tidak ditunjukkan oleh tanda baca apa pun. Kalimat kompleks dibagi menjadi dua jenis, yaitu kalimat kompleks parataktik dan kalimat kompleks hipotaktik.
14.kalimat kompleks parataktikkalimat kompleks yang terdiri atas dua struktur atau lebih yang dinyatakan dengan hubungan konjungtif sejajar dengan makna, antara lain dan, tetapi, dan atau.
15.kalimat kompleks hipotaktikkalimat kompleks yang dapat dinyatakan dengan hubungan konjungtif tidak sejajar dengan makna, antara lain apabila, jika, karena, dan ketika. Pada contoh berikut ini, struktur 1 dan struktur 2 dirangkaikan dengan konjungsi apabila. Kedua struktur itu berhubungan secara tidak sejajar.
16.kalimat imperatifkalimat yang berfungsi untuk memerintah. Contoh: Ambilkan aku minum!
17.kalimat deklaratifkalimat yang berfungsi untuk menyampaikan informasi atau berita. Contoh: Akhir-akhir ini, harga buku mahal.
18.kalimat interogatifkalimat yang berfungsi untuk bertanya. Terdapat dua macam kalimat interogatif, yaitu kalimat interogatif yang dijawab ya atau tidak dan kalimat interogatif yang jawabnya berupa informasi. Secara berturut-turut kedua jenis kalimat interogatif itu dapat dicontohkan sebagai berikut: Dapatkah Anda berenang? dan Pukul berapakah Anda pulang?
19.katasatuan bahasa yang dapat berdiri sendiri, yang dapat berupa morfem tunggal atau morfem gabungan. => morfem. Kata dapat digolongkan menjadi beberapa jenis. (jenis kata di bawah ini tidak disusun menurut abjad).
20.kata benda (nomina)kata yang mengacu pada orang, benda, atau hal-hal yang bersifat abstrak semacam perasaan atau kualitas, misalnya kursi, bangunan, persetujuan, keputusan, dan konsep.
21.kata kerja (verba)kata yang menunjukkan aksi, peristiwa, atau keadaan, misalnya menulis, pergi, mengira, dan memasak.
22.kata keterangan (adverbia)kata yang dapat memberikan keterangan tentang kapan, bagaimana, di mana, atau dalam keadaan bagaimana sesuatu berlangsung, misalnya kemarin, di Jakarta, dan dengan cepat.
23.kata ganti (pronomina)kata yang digunakan untuk menggantikan benda dan menamai seseorang atau sesuatu secara tidak langsung, misalnya ia, -nya, mereka, kita, dan kami.
24.kata sifat (adjektiva)kata yang digunakan untuk menerangkan kualitas sesuatu, seperti ciri, wujud, warna, atau ukuran, misalnya bagus, cantik, mahal, muda, penting.
25.kata sandang (artikula)kata penentu (determiner) yang digunakan untuk mengawali kata benda atau kelompok kata benda, misalnya sebuah, suatu, beberapa, dan sebagian.
26.kata sambung (konjungsi)kata yang digunakan untuk merangkaikan dua kalimat tunggal atau lebih, misalnya dan, tetapi, setelah, sebelum, apabila, dan karena.
27.kata depan (preposisi)kata gramatikal yang selalu diikuti oleh benda atau kelompok kata benda, misalnya di, ke, dalam, dengan, pada, untuk, dan dari.
28.kata bilangan (numeralia)kata yang digunakan untuk menunjuk jumlah atau angka, misalnya satu, dua, tiga, empat, dan lima.
29.kata seru (eksklamasi)kata penanda wacana yang digunakan untuk mengungkapkan ketakjuban, kemarahan, keterkejutan, dan sebagainya, misalnya ah, em, oh, wah.
30.kelompok kata/kata kompleks.Kelompok kata meliputi kelompok nomina, kelompok verba, kelompok adjektiva, kelompok adverbia, dan kelompok preposisi. Kelompok kata berbeda dengan frasa dalam hal bahwa kelompok merupakan perluasan dari kata, sedangkan frasa merupakan bentuk singkat dari kalimat. Kelompok kata dianggap sebagai kata kompleks (apabila dianalogikan dengan kalimat kompleks), sedangkan frasa merupakan konstruksi kata-kata yang berjajar. Kelompok mengandung muatan logis sebagaimana tercermin pada pola urutannya, sedangkan frasa lebih menunjukkan bentuk fisik, yang rangkaian setiap kata di dalamnya belum diberi peran tertentu, khususnya peran sintaktis dan semantis. Pada tradisi LSF, istilah frasa hanya digunakan pada penyebutan frasa preposisi. => kelompok preposisi.
31.kelompok nominakelompok kata dengan nomina sebagai inti dan kata-kata lain sebagai penjelas. Kata-kata lain yang berfungsi sebagai penjelas itu dapat berupa nomina, verba, adjektiva, atau kata-kata yang lain. Pada contoh berikut ini, meja adalah nomina yang berfungsi sebagai inti dan kata-kata lain berfungsi sebagai penjelas. Perlu dicatat bahwa kata-kata penjelas diperinci sesuai dengan peran dan fungsinya masing-masing.
32.kelompok verbakelompok kata dengan verba sebagai inti dan kata-kata lain sebagai penjelas. Pada contoh berikut ini belajar adalah kata inti dan akan adalah kata penjelas.
33.kelompok adjektivakelompok kata dengan adjektiva sebagai intinya. Kelompok adjektiva dibentuk dengan menggabungkan adjektiva dan adverbia.
34kelompok adverbiakelompok kata dengan adjektiva sebagai intinya. Kelompok adjektiva dibentuk dengan menggabungkan adjektiva dan adverbia.
35.kelompok preposisikelompok kata yang mengandung preposisi sebagai inti dan kata-kata lain sebagai penjelas. Pada contoh berikut ini, setelah merupakan preposisi yang menjadi inti dan tepat merupakan penjelas.
36.keteranganunsur kalimat yang biasanya dipenuhi oleh adverbia. Keterangan bersifat sirkumstansial atau yang meliputi keterangan tempat, keterangan waktu, atau keterangan cara.
37.klausagugusan kata yang mengandung setidak-tidaknya subjek dan predikator. Dilihat dari strukturnya, klausa dan kalimat itu sama. => kalimat.
38.konjungsikata sambung. => kalimat kompleks.
39.laporanjenis teks yang berisi penjabaran umum mengenai sesuatu yang didasarkan pada hasil observasi. Teks laporan juga sering disebut teks klasifikasi. Teks ini mengutamakan hubungan antara kelas dan subsubkelas atau anggota-anggota kelas yang ada. Struktur teksnya adalah pernyataan umum/klasifikasi^anggota/ aspek yang dilaporkan
40.meneroka(berasal dari kata dasar teroka): menjelajahi; menelusuri.
41.morfemsatuan bentuk bahasa terkecil yang mempunyai makna secara relatif stabil dan tidak dapat dibagi lagi menjadi bagian bermakna yang lebih kecil.
42.naratifteks rekaan yang berisi komplikasi yang menimbulkan masalah yang memerlukan waktu untuk melakukan evaluasi agar dapat memecahkan masalah tersebut. Teks naratif umumnya dijumpai pada dongeng, hikayat, cerita pendek, atau novel. Struktur teksnya adalah abstrak^orientasi^komplikasi^evaluasi^resolusi^koda.
43.negosiasibentuk interaksi sosial yang berfungsi untuk mencari penyelesaian bersama di antara pihak-pihak yang mempunyai perbedaan kepentingan. Teks yang mengandung unsur negosiasi disebut teks negosiasi. Struktur teksnya adalah pembukaan^isi^penutup.
44.penceritaan (recount)jenis teks yang berisi pengungkapan pengalaman atau peristiwa yang dilakukan pada masa lampau. Struktur teksnya adalah orientasi^urutan peristiwa^reorientasi.
45.prosedurjenis teks yang berisi langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Langkah-langkah itu biasanya tidak dapat dibalik-balik, tetapi apabila teks prosedur kompleks mengandung langkah-langkah yang dapat dibalikbalik, teks tersebut disebut protokol. Struktur teksnya adalah tujuan yang akan dicapai^langkah-langkah.
46.struktur tekstata organisasi teks, yaitu cara teks disusun. Sebuah teks ditata sesuai dengan jenisnya. Misalnya, teks prosedur kompleks mempunyai struktur teks tujuan yang akan dicapai^langkah-langkah; teks laporan mempunyai struktur teks pernyataan umum/klasifikasi^anggota/aspek yang dilaporkan
47.tekssatuan lingual yang dimediakan secara tulis atau lisan dengan tata organisasi tertentu untuk mengungkapkan makna secara kontekstual. Istilah teks dan wacana dianggap sama dan hanya dibedakan dalam hal bahwa wacana lebih bersifat abstrak dan merupakan realisasi makna dari teks. jenis teks yang secara umum dikenal adalah deskripsi, laporan, prosedur, penceritaan, eksplanasi, eksposisi, diskusi, surat, editorial, iklan, negosiasi, anekdot, naratif, eksemplum, dan lain-lain. jenis teks tersebut mempunyai struktur teks yang berbeda dan memanfaatkan bentuk-bentuk bahasa yang berbeda (misalnya, jenis verba, konjungsi, partisipan, dan kelompok kata). Struktur teks dan bentuk-bentuk bahasa itu menjadi ciri yang menandai teks-teks tersebut.
48.verbakata yang menunjukkan aksi, peristiwa, atau keadaan. Terdapat enam jenis verba dalam bahasa. => transitivitas.
49.verba materialverba yang berupa perbuatan fisik atau peristiwa, misalnya membaca, menulis, dan memukul. Pada verba material terdapat partisipan yang melakukan sesuatu yang disebut aktor dan partisipan yang lain (tidak selalu ada) yang dituju oleh verba tersebut yang disebut sasaran. Contoh, Ayah (aktor) membaca (verba: material) koran (sasaran).
50.verba mentalverba yang berupa persepsi (misalnya: melihat, merasa), afeksi (misalnya: suka, khawatir), dan kognisi (misalnya: berpikir, mengerti). Pada verba mental terdapat partisipan pengindera (senser) dan fenomena. Contoh: Ayah (pengindera) mendengar (verba: mental) kabar itu (fenomena).
51.verba relasionalverba yang berupa hubungan intensitas (yang mengandung pengertian A adalah B), sirkumstansi (yang mengandung pengertian A pada/di dalam B), dan milik (yang mengandung pengertian A mempunyai B). Verba yang pertama tergolong ke dalam verba relasional identifikatif, sedangkan verba yang kedua dan ketiga tergolong ke dalam verba relasional atributif. Pada verba relasional identifikatif terdapat partisipan token (token) atau teridentifikasi (identified) dan nilai (value) atau pengidentifikasi (identifier). Contoh: Ayah (token) adalah (verba relasional identifikatif) pelindung keluarga (nilai). Pada verba relasional atributif terdapat partisipan penyandang (carrier) dan sandangan (attribute). Contoh: Ayah (penyandang) mempunyai (verba relasional atributif) mobil baru (sandangan).
52.verba verbalverba yang berupa pemberitahuan atau pewartaan (misalnya:memberitahukan, mengatakan). Pada verba verbal terdapat partisipan pewicara dan wicara. Contoh: Ayah (pewicara) berkata (verba verbal): Saya lelah (wicara) atau ayah (pewicara) berkata (verba verbal) bahwa ia lelah (wicara)
53.verba perilakuCverba yang berupa perilaku, baik fisik maupun psikologis. Yang pertama disebut verba perilaku verbal, yaitu verba yang menunjukkan perpaduan antara ucapan pada verba verbal dan tindakan pada verba material (misalnya: memuji, menggerutu, menertawakan); dan yang kedua disebut verba perilaku mental, yaitu verba yang menunjukkan perpaduan antara ungkapan perasaan pada verba mental dan tindakan pada verba material (misalnya: mengagumi, mencintai). Pada verba perilaku terdapat partisipan pemerilaku (behaver) dan sasaran (tidak harus ada) untuk verba perilaku verbal, serta pemerilaku dan fenomena untuk verba perilaku mental. Contoh untuk yang pertama: Ayah (pemerilaku) menggerutu (verba pemerilaku verbal). Contoh untuk yang kedua: Ayah (pemerilaku) mencintai (verba perilaku mental) kami (fenomena).
54.verba eksistensialverba yang berupa keberadaan sesuatu (misalnya: ada, terdapat). Partisipan pada verba ini disebut eksisten, dan biasanya terletak di belakang verba tersebut. Contoh: Ada/terdapat (verba eksistensial) dua perguruan tinggi negeri (eksisten) di Solo.